Diamengatakan, tim gabungan dari Sahbandar Kepulauan Sula, BPBD Kabupaten Kepulauan Sula, polisi air, Basarnas, TNI, dan masyarakat masih melakukan evakuasi korban dan melakukan pencarian korban hilang. Namun, karena cuacanya buruk dan gelombang tinggi sehingga menghambat usaha mereka dalam pencarian korban. ”Saat ini, gelombang di laut
TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Sebanyak 14 lukisan yang menggambarakan kemanunggalan TNI dengan rakyat mewarnai peringatan HUT ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia RI di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. "Ini juga merupakan rangkaian dari 17 Agustus, makanya Kita laksanakan mulai tanggal 15 kemarin, kemudian pamerannya kita gelar tepat pada tanggal 17 ini," kata Perwira Seksi Teritorial Pasiter Kodim 0812 Lamongan, Lettu Inf Sobar Atnanto, di lokasi pameran, halaman Pendopo Lokatantra, Jumat 17/8/2018.Advertisement Menurut Atnanto, selain dipamerkan di peringatan HUT ke-73 Kemerdekaan RI, 14 lukisan ini akan bersaing untuk bisa mengikuti lomba ke tingkat Komando Resor Militer Korem dan bahkan ketingkat Komando Daerah Militer Kodam. "14 pelukis ini nanti kita pilih juara 1, juara 2, juara 3, dan harapan 1. Setelah di tingkat Kodim, nanti akan dilombakan di tingkat Korem, kalau di tingkat Makorem masuk, nanti akan dilombakan ke tingkat Kodam, kalau tingkat Kodam masuk, kita lanjutkan ke tingkat pusat," tuturnya. Di sisi lain, salah satu pelukis yang turut berpartisipasi pada pameran tersebut, Eko Suhartono, mengatakan, lukisannya yang berjudul “Melati untuk Prajurit”. Lukisan itu, dikatakannya, menceritakan seorang prajurit yang menjaga di perbatasan, kemudian bertemu dengan petani dan memberikan seteguk air minum. "Tapi sebenarnya petani atau rakyat ini sudah menyiapkan sekuntum bunga melati untuk sang prajurit. Mangkanya ada kamuflase sedikit di lukisan ini sehingga lukisan ini saya beri judul melati untuk prajurit," kata Eko. Ia kemudian membeberkan makna dari mengambil judul lukisan tersebut. Meski hanya tergambar seorang TNI yang memberikan air minum kepada petani, namun lukisannya memiliki makna yang dalam tentang kemanunggalan TNI dengan rakyak. "Pemberian melati untuk prajurit ini sebagai ungkapan kasih dan kecintaan dari seorang petani terhadap seorang prajurit, yang selama ini menjaga keutuhan NKRI," ujar pelukis asal Kecamatan Sugio ini. *** Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Jepara Kegiatan karya bakti merupakan bentuk kepedulian aparat teritorial terhadap desa binaan sebagai sarana untuk menjalin tali silaturahmi serta membantu meringankan beban dengan masyarakat di wilayah tersebut.. Seperti yang dilaksanakan oleh anggota Koramil 10/Karimunjawa bersama masyarakat dan dibantu › Menelusuri cagar budaya pertahanan di sejumlah tempat di Tanah Air mengungkap kemanunggalan tentara dan rakyat telah berlangsung sejak abad ke-16. Modal penting menjaga keutuhan dan persatuan bangsa. KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Veteran memberikan hormat dalam acara peringatan peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Rabu 19/9/2018. Aksi teatrikal perobekan bendera di hotel yang dulu bernama Hotel Yamato itu untuk mengingatkan kembali generasi muda agar tetap bertekad mempertahankan kedaulatan perjuangan untuk mempertahankan bangsa tidak hanya terekam dalam cerita heroik para pahlawan besar. Spirit itu juga tersimpan dalam benda cagar budaya. Berbeda dengan cagar budaya bernilai pertahanan di negara lain yang cenderung merepresentasikan dominasi militer, defense heritage di Indonesia justru memperlihatkan kepaduan tentara dan rakyat dalam membangun pertahanan bangsa dan tahun 2020, Peneliti dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan Gerald Theodorus L Toruan dan pengajar di Universitas Pertahanan Jeanne Francois berkeliling ke tujuh kota untuk menelusuri cagar budaya pertahanan atau defense heritage. Tujuh kota yang dimaksud adalah Jakarta, Ambon Maluku, Palembang Sumatera Selatan, Manado Sulawesi Utara, Bandung Jawa Barat, Surabaya Jawa Timur, dan Padang Sumatera Barat. Satu per satu cagar budaya yang mengandung unsur perjuangan rakyat baik dalam pembangunannya maupun yang diakui warga setempat sebagai wadah perjuangan rakyat mereka sambangi. Misalnya, sisa-sisa Kasteel Batavia di Jakarta, Benteng Amsterdam di Ambon, Benteng Kuto Besak di Palembang, Gudang Logistik TNI di Padang, serta seluruh bagian Kota Surabaya yang dikenal sebagai Kota terhambat pandemi Covid-19, keduanya bersikukuh mengunjungi sejumlah situs dan memperkuatnya dengan berbagai argumentasi historis guna memasukkannya ke dalam kategori defense heritage. Sebab, baik secara akademik maupun populer, konsep ini belum dikenal di Indonesia. Masyarakat umumnya menyamakan defense heritage dengan warisan budaya atau cagar budaya militer military heritage.Baca juga Mural Sejarah dan Perjuangan Bangsa di JakartaKOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO Benteng Amsterdam di Desa Hila-Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah, Rabu 18/9/2019. Sebelum menjadi benteng pertahanan Belanda dan pusat administrasi VOC, bangunan ini digunakan sebagai gudang rempah-rempah milik keduanya memiliki definisi berbeda. Tidak semua cagar budaya militer mengandung nilai pertahanan. Misalnya, bangunan-bangunan yang didirikan berdasarkan keputusan politis lalu diakui sebagai cagar budaya karena menyimpan kisah universal tentang kemanusiaan.”Nilai defense heritage tidak harus bersifat universal, tetapi mendukung kepentingan nasional bangsa yang bersangkutan. Syarat-syarat idealnya antara lain memiliki narasi sejarah perjuangan bangsa, dikenal oleh masyarakat sekitarnya, dan apabila mungkin dipreservasi oleh pemerintahannya,” kata Gerald Theodorus L Toruan dalam peluncuran buku yang ia tulis bersama Jeanne Francois berjudul Warisan Budaya Bernilai Pertahanan Defense Heritage Indonesia di Gedung Balitbang Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu 6/10/2021.Defense heritage semestinya mendapatkan perhatian yang lebih besar. Sebab, cagar budaya pertahanan menempati posisi penting dalam sistem pertahanan negara modern, yaitu sebagai salah satu sarana program bela menambahkan, penelusuran dan pengelompokan itu penting karena Indonesia memiliki banyak cagar budaya pertahanan yang berasal dari masa kerajaan ataupun kolonial. Mulai dari yang berbentuk benteng, bangunan sisa kolonial, jembatan, hingga tempat saksi peperangan. Namun, sebagian besar dalam kondisi kata Jeanne Francois, defense heritage semestinya mendapatkan perhatian yang lebih besar. Sebab, cagar budaya pertahanan menempati posisi penting dalam sistem pertahanan negara modern, yaitu sebagai salah satu sarana program bela juga Pesan dari Film Berusia 33 TahunKOMPAS/KURNIA YUNITA RAHAYU Peneliti dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan, Gerald Theodorus L Toruan kiri, dan pengajar di Universitas Pertahanan, Jeanne Francois kanan, dalam peluncuran buku berjudul Warisan Budaya Bernilai Pertahanan Defense Heritage Indonesia di Gedung Balitbang Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu 6/10/2021.Dalam sistem pertahanan negara modern, program bela negara menekankan pemahaman yang utuh tentang kehidupan berbangsa, bernegara, dan kebinekaan melalui pembelajaran dan penelitian. Modern dalam pikiran yang tercerahkan ini sama pentingnya dengan modernisasi bidang persenjataan dan alat utama sistem persenjataan alutsista. ”Untuk menuju ke sana, maka defense heritage harus menjadi bagian dalam doktrin pertahanan negara,” kata dengan rakyatIa menambahkan, selain menemukan kondiri riil defense heritage Indonesia, penelitian ini juga mengungkap bahwa Indonesia memiliki warisan budaya pertahanan yang sangat beragam yang muncul dalam titimangsa 1511-1949. Selama empat abad, cagar budaya yang ada merepresentasikan semangat pertahanan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni proses menuju keindonesiaan dan upaya mempertahankan kemerdekaan Republik dilihat dari jenisnya, defense heritage di Tanah Air juga hadir dalam berbagai bentuk. Contohnya rumah, jalan, jembatan, pesantren, bahkan kawasan atau wilayah. Tidak seperti di negara-negara lain yang umumnya hanya mewariskan benteng Jeanne, keberagaman itu sekaligus menunjukkan bahwa sejak abad ke-16, sektor pertahanan bangsa ini tidak pernah dimonopoli oleh militer, tetapi merupakan bagian dari masyarakat. ”Masyarakat Indonesia sejak dulu sudah mengenal sishankamrata sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta, sehingga perjuangan yang terjadi bersifat manunggal antara tentara dan rakyat,” kata juga Babi ”Ngepet”, Bipang, dan Perlawanan dari BlambanganKOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Bendera Merah Putih raksasa dibentangkan saat Teaterikal Sejarah Peristiwa Perobekan Bendera ”Surabaya Merah Putih” di Hotel Majapahit, Surabaya, Kamis 19/9/2019. Persitiwa yang terjadi pada 19 September 1945 dipicu sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan WVCh Ploegman yang mengibarkan bendera Belanda Merah-Putih-Biru di Hotel Yamato yang saat ini bernama Hotel Majapahit. Setelah insiden di Hotel Yamato tersebut, pada 27 Oktober 1945 meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia dan tentara AFNEI Allied Forces Netherlands East Indies hingga sekutu mengeluarkan ultimatum pada 10 November Surabaya, misalnya, hampir seluruh unsur wilayahnya merepresentasikan semangat pertahanan. Mulai dari ikon kota, yakni patung suro ikan hiu dan boyo buaya berasal dari cerita rakyat tentang perjuangan dua hewan tersebut dalam mempertahankan bagian dari wilayah masing-masing. Semangat itu juga mewujud dalam karakter warga setempat yang berani melawan, mengambil risiko, dan tak pernah sungkan mengatakan hal yang itu juga mendukung perjuangan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan. Dua bulan setelah proklamasi kemerdekaan RI, tentara Sekutu datang ke Indonesia untuk melucuti senjata tentara Jepang dan mengembalikan Indonesia sebagai wilayah jajahan Belanda. Ketika memasuki Surabaya pada 30 Oktober 1945, pasukan lokal yang merupakan gabungan antara tentara dan rakyat menyerang pasukan sekutu yang dipimpin Brigadir AWS dalam baku tembak di sekitar Jembatan Merah, Surabaya, jenderal bintang satu angkatan perang Inggris itu tewas. Ia ditembak oleh pemuda Indonesia yang hingga saat ini tidak diketahui identitasnya. Mobilnya pun diledakkan dengan granat sehingga jenazah Mallaby sulit ini memicu ultimatum dari Inggris agar seluruh pasukan Indonesia di Surabaya menyerahkan senjata tanpa syarat pada 9 November 1945. Namun, ancaman itu tidak dihiraukan sehingga pecah pertempuran sehari setelahnya, yaitu pada 10 November juga Monumen ”Ibu Pemersatu Bangsa” Diresmikan di BengkuluKOMPAS/IQBAL BASYARI Warga melintasi Jembatan Merah di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu 26/8. Pemerintah Kota Surabaya terus merawat bangunan-bangunan bersejarah yang menjadi landmark itu, ribuan pasukan yang berasal dari Tentara Keamanan Rakyat TKR dan organisasi perjuangan bersenjata yang dibentuk berbagai elemen masyarakat bersatu melawan Tentara Sekutu hingga akhirnya mampu mempertahankan Republik dengan simbol perobekan warna biru pada bendera Belanda di puncak Hotel Yamato sekarang Hotel Majapahit Surabaya. Kemenangan yang mampu menggerakkan perlawanan di seluruh penjuru Tanah Air itu diraih dengan korban jiwa belasan ribu rakyat sehingga 10 November kemudian ditetapkan sebagai Hari Pahlawan dan Surabaya sebagai Kota pertahanan juga terekam di Benteng Nieuw Victoria, Ambon, Maluku. Sekalipun dibangun oleh Portugis pada abad ke-16 kemudian diambil alih Belanda sebagai pusat pemerintahan yang mengeruk kekayaan Maluku, bangunan ini sarat dengan perjuangan rakyat pertahanan juga terekam di Benteng Nieuw Victoria, Ambon, Maluku. Sekalipun dibangun oleh Portugis pada abad ke-16 kemudian diambil alih Belanda sebagai pusat pemerintahan yang mengeruk kekayaan Maluku, bangunan ini sarat dengan perjuangan rakyat Indonesia. Sebab, di benteng inilah para kolonialis memertahankan diri dari berbagai serangan perlawanan masyarakat depan Benteng Nieuw Victoria, pahlawan nasional Pattimura digantung pada 6 Desember 1817 karena mengonsolidasikan rakyat serta memimpin sejumlah pertempuran untuk mengusir Belanda dari Ambon. Di dalam benteng itu pula terdapat bekas penjara bawah tanah tempat menawan Pattimura sebelum menjalani hukuman juga Milenial dan 185 Pahlawan NasionalKOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO Benteng Nieuw Victoria di kota Ambon, Maluku, Rabu 18/9/2019.Di Palembang, Sumatera Selatan, pertahanan rakyat tersimpan dalam Benteng Kuto Besak yang berdiri tepat di depan Sungai Musi. Benteng yang dibangun pada era Sultan Mahmud Muhammad Bahauddin dari Kesultanan Palembang Darussalam pada abad ke-18 itu didirikan untuk melindungi kesultanan dari serangan Padang, Sumatera Barat, ditemukan pula Gudang Logistik TNI di tengah kawasan Kota Tua Padang yang selama ini jarang diketahui. Gudang logistik yang digunakan semasa perang itu juga dilengkapi dengan prasasti amanat Jenderal Sudirman. Namun, kondisinya rakyatMenurut Jeanne, identifikasi defense heritage juga berperan penting dalam perspektif historis. Dari sejumlah cagar budaya itu, perjuangan rakyat sehari-hari dapat masuk sebagai bagian dari sejarah total Indonesia. Dengan begitu, paradigma bahwa narasi sejarah hanya ditulis oleh orang-orang besar pun bisa mulai diubah, dengan mengedepankan pengalaman rakyat yang terekam di cagar budaya pertahanan.”Ini membuat sejarah pertahanan nasional mencakup harmonisasi sejarah sipil dan militer, tidak hanya sejarah militer,” ujar juga Menara Seruling, Keping Sejarah Pertahanan di MalangKompas Kawasan Benteng Kuto Besak di Palembang, Rabu 24/2.Sultan Palembang Darussalam Raden Muhamad Fauwaz Diradja menambahkan, di wilayahnya, penelitian dan pengembangan konsep defense heritage bermanfaat dalam merawat memori kolektif masyarakat tentang perjuangan yang pernah dilakukan di masa lalu. Contohnya di Palembang, masyarakat selalu mengingat Benteng Kuto Besak. Ingatan ini penting untuk selalu ditanamkan kepada generasi dan peluncuran buku yang ditulis Theodorus dan Jeanne diapresiasi sejumlah pihak. Ketua Dewan Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Agus Aris Munandar salah satunya. Menurut dia, ini merupakan pustaka pertama di Indonesia yang membahas cagar budaya bernilai pertahanan. Studi terkait juga sebelumnya tidak pernah dilakukan di Balitbang Kemhan Marsekal Muda Julexi Tambayong mengatakan, buku ini memberikan pemahaman dasar bahwa Indonesia bertugas menjaga dan melestarikan obyek cagar budaya pertahanan. Sebab, hal itu juga merupakan bagian dari sejarah perjuangan yang membentuk identitas Indonesia. Ia berharap, ke depan defense heritage semakin mendapatkan perhatian dari pemerintah dan masyarakat dalam upaya membangun nasionalisme dan patriotisme. Brebes – Serbuan vaksinasi covid-19 dari TNI Kodim 0713 Brebes masih berlanjut di hari kedua pemberlakuan PPKM Darurat. Kamis (22/7/2021). Di wilayah Koramil 04 Tanjung, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, vaksinasi dilakukan di Puskesmas Tanjung dan Puskesmas Kemurang Wetan, dengan sasaran masyarakat di kedua wilayah pelayananKomandan Kodim Dandim 1710/Mimika Letkol Inf Windarto, melaksanakan kunjungan kerja ke kantor Sekda Mimika dalam rangka meninjau kesiapan pembukaan Tentara Manunggal Membangun Desa TMMD ke-98 Tahun 2017, di wilayah Kodim 1710/Mimika, Papua, Rabu 29/3/2017. Dandim 1710/Mimika mengatakan, sebagai Satuan Kewilayahan, Kodim 1710/Mimika harus menuntaskan kewajiban ini dengan sempurna guna membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Namun dalam mewujudkan itu semua diperlukan kerja sama yang apik antara TNI, Pemda dan instansi terkait serta dukungan seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Mimika,”ujarnya. “Kemanunggalan TNI-Rakyat merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional bagi bangsa Indonesia. “Oleh karena itu, kemanunggalan TNI-Rakyat harus dijaga kelestarianya bahkan harus dimantapkan demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,”ungkap Letkol Inf Windarto, Dandim menyampaikan, kegiatan TMMD tidak hanya fokus kepada pembangunan fisik saja tetapi juga pembangunan non fisik berupa penyuluhan untuk membangun SDM masyarakat Papua. “TMMD 98 ini akan dilaksanakan di Desa Bhintuka SP13, Distrik Kuala Kencana dengan sasaran fisik berupa pembangunan MCK, penimbunan halaman dan perbaikan Gereja serta Masjid,”ungkapnya. Letkol Letkol Inf Windarto, menjelaskan, TNI merupakan kekuatan yang tidak bisa dipisahkan dari rakyat. “Oleh karena itu, TNI senantiasa berkeinginan untuk mengabdikan diri sebagai alat pertahanan dan keamanan maupun sosial khususnya melalui TMMD Manunggal bersama rakyat bahu membahu daalam mensukseskan pembangunan nasional,”pesannya. Sementara itu Sekda Mimika Ausilius Youw mengapresiasi program TMMD yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia termasuk di Kabupaten Mimika, karena program tersebut sejalan dengan visi dan misi pemerintah dalam rangka membangun wilayah dan masyarakat. “Apa yang diprogramkan TNI dalam memajukan pembangunan pedesaan wajib kita dukung, karena manfaatnya sangat besar bagi masyarakat pedesaan,”tuturnya. TerkaitMenurutdia, kegiatan tersebut merupakan bentuk kemanunggalan TNI dan rakyat. Menurut dia, kemanunggalan harus tetap terjalin. Karena antara TNI dan rakyat saling bahu-membahu untuk mewujudkan 8 wajib TNI dalam mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya ,khususnya pembuatan jembatan di Desa Watuagung yang langsung dirasakan oleh 2 Anggota TNI berbagi mi instan saat menangani kabut asap. ©2015 - Sangar dan tangguh, begitu pandangan pertama saat orang-orang melihat barisan personel Tentara Nasional Indonesia TNI saat melintas di depan mata. Dengan seragam loreng hijau yang dikenakan, mereka nampak seperti prajurit yang profesional, dan siap menjalankan tugas tanpa kenal balik kesangaran dan ketangguhan, para prajurit ini tetap terlahir sebagai manusia biasa. Mencintai rakyat kecil merupakan bagian dari tugas mereka. Ada sejumlah momen di mana prajurit tetap menunjukkan sisi kemanusiaan, baik saat berlatih maupun ketika berada di tengah tugas. Berikut foto-foto dramatis TNI yang dikumpulkan Nazar di depan makam ayah Dengan bertelanjang kaki sambil memegang erat foto sang ayah dan bendera merah putih yang telah dilipat, Rayski Bagus Mandala Putra berlari menuju makam sang ayah. Pemuda yang biasa disapa Pikki itu berlari ke tempat peristirahatan terakhir sang ayah untuk menepati nazarnya, jika ia menjadi anggota ini langsung menjadi viral di dunia maya, dan membuat netizen terharu. Ayah Pikki sendiri merupakan anggota Kopassus dengan pangkat terakhir Sersan Mayor. Namun, janji itu tetap ditepatinya. Foto ini disebar luas oleh akun Facebook Greafik mi instan di tengah asap Foto dua anggota TNI ini yang tengah menangani kebakaran hutan dan lahan bikin heboh di media sosial. Foto ini pun menjadi viral di media foto tersebut terlihat kedua anggota TNI itu terlihat kompak bukan cuma dalam menangani kabut asap, namun juga ketika beristirahat. Kekompakannya nampak terlihat saat seorang anggota TNI tengah memberikan mi instan yang belum matang kepada minta hujan saat tiba di medan tugas Setelah melakukan perjalanan selama berjam-jam menuju lokasi kebakaran hutan, para prajurit ini tidak lantas berleha-leha. Mereka lantas menggelar salat istisqa di sekitar landasan untuk meminta tersebut disebarluaskan oleh akun Facebook Eka Wijayanti. Dia memperlihatkan seluruh prajurit berpakaian loreng sedang bersujud kepada Allah SWT agar bencana kabut asap bisa nenek seberangi jembatan darurat Foto ini didapatkan dari akun Instagram indonesian_spetsnaz, yang memperlihatkan seorang anggota Bintara Pembina Desa Babinsa saat ditugaskan ke lokasi bencana alam. Dia rela mengangkat nenek yang tidak dikenalnya dan menyeberangkannya ke tempat yang langkah harus diperhitungkan dengan baik, jika salah dia dan nenek tersebut bisa kehilangan nyawa. Ditambah lagi titian jembatan yang licin akibat siraman hujan dan aliran air di bawahnya nampak sedekah pada pengemis Akun Instagram indonesian_spetsnaz juga memamerkan foto haru yang membuat banyak orang menitikkan air matanya. Pada foto itu nampak barisan prajurit sedang berlatih fisik dengan berlari, latihan ini biasa dilakukan di semua tangsi bikin haru adalah, satu di antara seluruh prajurit, ada yang tetap memberikan sedekah kepada ibu tua. Ibu tersebut duduk seorang diri, dan nampak terkejut ketika menerima lembaran rupiah dari prajurit baik hati beberapa foto prajurit TNI yang bikin banyak orang terharu. [tyo]Baca jugaBrigjen AM Putranto resmi jabat Pangdivif-1 KostradIni momen-momen senjata Pindad kejutkan dunia internasionalMelihat aksi TNI AL unjuk kebolehan di RIMPAC 2016TNI diminta serang Abu Sayyaf karena sudah keterlaluan sandera WNIPrajurit Kostrad tak mempan disogok Rp 20 juta dari penjual miras PrajuritKorem 174 Merauke Ikuti Sosialisasi Bidang Inteltek TNI AD TA 2022; Bakamla RI Asah Kemampuan Personel Special Response Team (SRT) Kemanunggalan TNI-Rakyat, Satgas Yonif 126 Berikan Paket Sembako; Satgas Pamtas Yonif Raider 142 Bersama Warga Tolikara Gotong Royong Perluasan Jalan Ciamis - Puluhan pelajar di Ciamis mengisi kemerdekaan Indonesia dengan mengikuti lomba melukis. Lomba melukis tersebut mengusung tema kemanunggalan TNI dengan rakyat melukis ini digelar Kodim 0613 Ciamis Selasa 14/8/2018. Berbekal kanvas dan cat yang telah disediakan, sebanyak 25 pelajar dari perwakilan setiap Koramil di wilayah Ciamis dan Pangandaran menunjukan kebolehannya dalam Nia Kurniasi, siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kawali yang melukis anggota TNI sedang membantu memadamkan kebakaran yang menimpa rumah warga. Sehingga kerjasama antara warga dengan TNI dapat memadamkan kebakaran tersebut. "Dulu perjuangan TNI itu melawan penjajah sampai Indonesia merdeka, sekarang TNI lebih dekat dengan masyarakat, membantu masyarakat. Tentunya ini bisa memberkuat persatuan untuk bangsa yang sejahtera," ujar Nia saat ditanya disela-sela HUT RI yang ke 73 tahun ini, Nia berharap bangsa Indonesia bisa lebih sejahtera. Sebagai pelajar, dalam mengisi kemerdekaan tentunya harus lebih giat belajar."Sebagai pelajar dalam mengisi kemerdekaan ini tentu tugasnya belajar, suatu saat nanti kami bisa membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik," jelas lomba melukis kemanunggalan TNI dengan rakyat Foto Dadang HermansyahSementara siswa lainnya, Tina, melukis dengan menggambarkan anggota TNI tengah ikut membantu panen di ladang masyarakat. Menurutnya, dengan adanya bantuan dari anggota TNI akan lebih meringankan beban para petani. Sehingga pekerjaan lebih cepat selesai, selain itu kedekatan antara TNI dan rakyat terjaga dengan baik."Semoga ke depannya, anggota TNI tetap dekat dengan rakyat. Sehingga kami sebagai rakyat dapat merasa aman dan nyaman," ujar itu, Kasdim 0613 Ciamis Mayor Inf Nurohman mengatakan lomba melukis sengaja digelar untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI ke 73. Tujuannya untuk membangun kebersamaan kemanunggalan TNI dengan rakyat."Kegiatannya ada dua, melukis dan lomba tari, kami ingin meningkatkan dan menumbuhkan budaya-budaya di daerah. Ini juga sebagai langkah untuk menanamkan rasa nasionalisme dan mencegah radikalisme," ujar NurohmanTonton juga video 'Ada Spanduk HUT RI dari Bungkus Kopi'[GambasVideo 20detik] mud/mud . 104 440 79 112 74 31 68 97